Cinta itu Kebetulan? (1/3 : Perkenalan)

 Assalamu'alaikum semuaaa...

Love at first sight?
Percaya nggak sih kalian ada fenomena itu? Mungkin nggak sih itu terjadi? Langsung ada perasaan "klik" sama seseorang yang baru dikenal, ditemui, atau bahkan cuma dilihat (aku banget). Lebih dari perasaan simpati terhadap kehadirannya, tetapi benar-benar kagum dengan auranya.  Entah itu datangnya dari mana. Eits, pandangan pertama bukannya nikmat yang datangnya dari Yang Maha Kuasa ya??


Akan kujelaskan gambaran alur ceritanya :

Kebetulan aku melihatmu menunggu antrian verifikasi
Kebetulan kita dipanggil di kloter yang sama
Sejak saat itu aku suka mengamatimu
Sialnya, kebetulan itu masih diridhoi untuk berkelanjutan
Kebetulan kita tes tertulis di hari yang sama dan ruang yang sama (dan bodohnya aku malah sibuk mencari tahu namamu)
Kebetulan tes kesehatan di hari yang sama (walau tak mengenalimu karna kau tanggalkan daya tarikmu // re: kacamata)
Dan kebetulan kita TKD di hari dan tempat yang sama pula
Saat itu pulalah pertama kalinya aku mendengar suaramu secara sekilas

Hingga suatu saat aku 'iseng' minta ke Allah SWT agar kita bisa berada di kampus yang sama, satu lokasi pendidikan, dan serakahnya minta satu jurusan juga.
Pengumuman tiba
Ternyata Allah tak tanggung-tanggung dalam mengabulkan doa, Dia mengijabah ketiga permintaan 'iseng' itu sekaligus
Dan kufurnya, aku menyesal mengapa tak meminta permintaan keempat, ditempatkan di program studi yang sama.
Manusia memang tak pernah merasa puas. Astaghfirullah
Yaps, aku diberi kesempatan 1/3 dari waktu belajar yang ia miliki di kampus yang sama

Waktu berlalu dan anehnya aku tak pernah melihatmu di kampus, sekalipun itu acara jurusan
Sempat terlintas di benakku jika kau tak mengambil kesempatan ini dan berkuliah di kampus lain, di kota asalmu
Mungkin Allah SWT menyuruhku untuk mengenal lingkungan baru, bukan malah berfokus padamu
Didorong rasa ingin tahu yang besar, aku mengerahkan kemampuan stalkerku dan kudapat info tentangmu
Hingga saat tertentu, Allah SWT mengizikanku kembali untuk berjumpa denganmu
Senyum mengembang mengetahui aku masih diberi kesempatan beberapa bulan ke depan untuk sekedar melihat punggungmu dari jauh, pikirku saat itu

Cut dulu ya gaes
Insyaa Allah ada kelanjutannya kalo niat nulis heheuuu...

Sebelumnya ada info nggak penting nih, kenapa pilih gambar di atas? Karena nggak nemu gambar lain gaes, kebanyakan foto di internet yang pake kacamata ikhwannya aja atau akhwatnya aja, yang dua-duanya pake kacamata baru nemu itu dan kebetulan agak pas captionnya *halah

Wassalamu'alaikum


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Untuk Calon Ibu Mertua

Gambar
Assalamu'alaikum kawan...  First of all saya ingin mengucapkan Taqobbalallahu minna wa minkum ... Selamat Hari Raya Idul Fitri 1439 H , sekaligus dari lubuk hati yang paling dalam saya memohon kerendahan hati pembaca untuk memaafkan kesalahan saya jika di blog ini ada tulisan yang kurang berkenan baik disengaja maupun tidak.  Yap next , siang ini aku (saya atau aku?) alhamdulillah banget sudah mendarat di tanah rantau kembali lebih dulu dari kawan lainnya, di tanah yang mahsyur kerana tauco dan produksi berasnya, Cianjur Jago . # applause dong Normalnya aku mempunyai dua pilihan, beres-beres kamar, atau yang paling lumrah adalah beristirahat karena perjalanan Solo-Bandung-Cianjur cukup menguras tenaga dan perasaan *eh. But , aku memilih membuka salah satu social media berwarna biru sesuai warna favorit dan berlogo huruf yang sama seperti namaku, Facebook ( riewuh elah). Jariku menuju pada akun salah satu teman lamaku yang baru-baru ini telah menyandang status baru y
Baca selengkapnya

Catatan Introvert #1

Gambar
Manusia memang tidak pernah mau mengalah. Selalu merasa dirinya benar dan tidak pernah mau dianggap salah. Jika aku menemukan manusia seperti itu... Aku yang merasa malu. Malu kenapa harus mengenal sosok seperti itu. Dan jika sosok itu adalah aku, huh betapa memalukannya aku di mata orang lain. Tidak berharga.  Pokoknya... Kelak anakku ngga boleh jadi kaya gitu.  Ia dididik untuk menjadi alasan orang lain tersenyum dan bersyukur (seperti Bundanya), bukan untuk menyakiti orang lain karena egoisme yang menguasainya hingga menganggap ideologi yang ia anutlah yang paling benar.  Manusia selalu menilai.  Penilaian orang pendiam sepertinya lebih akurat daripada penilaian orang yang banyak bicara. Teman, kalian harus peka. Jangan bangga jika kalian mempunyai kawan yang selalu mengalah. Sesekali, tanyakan padanya. Apa yang sebenarnya dia inginkan. Apa yang dia rasakan. Apa yang menjadikannya beban. Karena kalian tak akan pernah tahu... Apa saja yang telah i
Baca selengkapnya

Sampai Jumpa, Yogyakarta.

Gambar
Yogyakarta... Aku memang tidak terlahir di sana. Tidak dibesarkan di sana. Tidak pula berkeluarga di sana. (eaa karna emang belum deng)  Hanya saja, ketertarikan seseorang terhadap Daerah Istimewa ini membuatku ingin sedikit berbagi kata, antara aku dan Kota Yogyakarta.  1. Kota Pelajar Mungkin seantero negeri sudah mengenal julukan ini, bahkan tak jarang pula terlihat mahasiswa dari luar negeri. Aku akui banyak lembaga pendidikan di sana. Aku memang tidak pernah menempuh pendidikan disana, atau mungkin belum. Namun, Jogja menjadi saksi bisu perjuanganku dalam mengejar pendidikan tinggi.  Iya, sebut saja aku pernah bunuh diri , mendaftarkan namaku dengan nilai pas-pasan yang berasal dari sekolah sederhana ini ke salah satu perguruan tinggi negeri ternama yang ada di kota ini. Harapanku pupus. Jogja juga menjadi tempat diriku mengadu nasib, seorang diri berkali-kali singgah untuk mengikuti serangkaian tes salah satu perguruan tinggi kedinasan. Oh tidak sendiri rupanya,
Baca selengkapnya