Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

Muhasabah dari Pujangga Wordpress

Gambar
Jar, agak seringin nulis yak Tiap hari aku seneng kalau kamu ada post baru.  Anak ini engga ngaca emang ehehe. Berkali-kali aku cek  Fragmen Nurani namun belum ada tulisan baru sampai detik ini. Pun begitu yang kurasa saat pertama kali mengenal Rifqi, lebih semangat dalam menulis karena baru kali ini mempunyai teman penulis. Aku punya tiga teman yang masih aktif menulis di lamannya masing-masing. Rifqi, Khoi ft. Melina, dan Dhafin. Kebetulan akhir bulan Oktober ini aku akan menjalani DTU, jadi kunikmati saja waktu-waktu dimana aku bisa sering menulis ini, meskipun sebenarnya aku ingin menyelesaikan video project yang sebulan lebih tak kunjung rampung. " Mbak Fajar siapkan acara untuk seksi ya, nanti waktu dan tempat kabari aja," "Jar, pokoknya cinderamata besok harus udah ada ya, pagi-pagi aku tanyain," "Fajar kamu bagian edit video testi ya," "Untuk konsumsi besok gimana ya?" "Jar, konsep dekorasi gimana? Kumpul

Peduli Gempa & Tsunami Donggala

Gambar
Assalamu'alaikum Postingan kali ini ngga akan panjang dengan basa-basi. Seperti yang kita tahu, lagi-lagi gempa menggetarkan Bumi Pertiwi, kali ini di Tanah Sulawesi. Yuk uji rasa solidaritas dan kepedulian kita terhadap saudara-saudari kita yang sedang berduka dengan berdonasi. Di bawah ini ada beberapa jalur yang mungkin sedikit bisa membantu kita dalam menyalurkan sedikit materi kita kepada yang membutuhkan. Pun tak lupa selipkan doa untuk mereka agar diberi ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi ujian ini. Seperti yang kita tahu, gempa tak hanya meninggalkan kerugian materi. Banyak korban berjatuhan dan yang paling sering adalah meninggalkan trauma atau goncangan psikis tersendiri bagi kebanyakan korbannya. Ingat, harta yang kita punya cuma titipan loh, bukan sepenuhnya milik kita. Pun rejeki akan bertambah berkali lipat jika kita bersedekah. Tak perlu malu jika donasi yang kita berikan tidak banyak, justru malulah jika rejeki yang kalian mili

Cerita : Menunggu Hujan Reda

Gambar
Ini kali ketiga aku menawarkan tebengan untuk pulang bersama teman sepenanggungan Dan entah kali ke berapa aku menolak untuk di antar pulang oleh rekan yang lain. Maaf, saya keras kepala, masih ingin menjaga hati orang yang rajin menyakiti saya. Sore kemarin, langit benar-benar jauh lebih gelap dari biasanya. Aku memutuskan pulang lebih cepat untuk mengantisipasi hujan, pun tidak cuma aku, ada teman yang harus kulindungi dari dinginnya air hujan. " Tumben jar pulang jam segini ," sapa pegawai yang baru mengenalku belum genap satu minggu. Menggelikan memang. Dan benar. Hujan semakin deras ketika masih ada sepertiga perjalanan lagi yang harus kutempuh. Mau tak mau, kami basah ketika tiba di rumah singgah masing-masing. Ah, ada rasa tak enak di sana. Akupun segera mengirim pesan permintaan maaf. Dan ia masih bisa mengucapkan terima kasih. Wah, manis sekali. Hujan petang itu pun membuatku teringat akan beberapa memori yang kulalui tentang hujan. Ini memang

Catatan Introvert #1

Gambar
Manusia memang tidak pernah mau mengalah. Selalu merasa dirinya benar dan tidak pernah mau dianggap salah. Jika aku menemukan manusia seperti itu... Aku yang merasa malu. Malu kenapa harus mengenal sosok seperti itu. Dan jika sosok itu adalah aku, huh betapa memalukannya aku di mata orang lain. Tidak berharga.  Pokoknya... Kelak anakku ngga boleh jadi kaya gitu.  Ia dididik untuk menjadi alasan orang lain tersenyum dan bersyukur (seperti Bundanya), bukan untuk menyakiti orang lain karena egoisme yang menguasainya hingga menganggap ideologi yang ia anutlah yang paling benar.  Manusia selalu menilai.  Penilaian orang pendiam sepertinya lebih akurat daripada penilaian orang yang banyak bicara. Teman, kalian harus peka. Jangan bangga jika kalian mempunyai kawan yang selalu mengalah. Sesekali, tanyakan padanya. Apa yang sebenarnya dia inginkan. Apa yang dia rasakan. Apa yang menjadikannya beban. Karena kalian tak akan pernah tahu... Apa saja yang telah i

Mendung (Lagi)

Gambar
Bismillah...  Peringatan : Aku memilih aliran seperti ini dalam menulis, lepas seperti di LINE. Jika kurang berkenan, terima kasih telah sempat singgah. Namun, jika berkenan, terima kasih telah menyempatkan membaca sampai selesai. Ini hari kesekian dimana aku merasa tidak tidur dengan baik. Aku merutuki diriku sendiri yang terlalu bersikap overthinking hingga tak dapat beristirahat dengan nyaman, pun aku sedang dalam mode tidak ada yang bisa diajak berbagi . Pernah suatu siang dimana mungkin aku berada di titik terlelahku, aku tak sengaja tertidur di mushola dan saat terbangun seorang ibu menyapaku " tadi yang di mushola fajar ya? Keliatan pulas banget, ". Hmm dari situ aku merasa, ada yang salah dengan diriku karena tak biasanya bisa seperti ini. " Fah, udah bangun? " rutinitas Ibu di hari kerja. Iya, aku masih suka dibangunkan Ibu, sayangnya sekarang hanya dilakukan secara virtual . Ibu menulis pesan dari Karanganyar untukku di Cianjur tiap pag

Kata Ummi ...

Kata Ummi, Menikah itu tidak sesederhana aku dan kamu bersatu. Bukan hanya soal nanti ada yang ngebonceng. Bukan hanya soal menghilangkan kesepian. Bukan hanya soal membagi beban, karena kamupun sangat mungkin juga ingin membagi beban yang lain. Menikah tidak sesederhana membuat foto nikahan paling hitz. Atau merasa senang banget karena akhirnya punya imam pribadi Bukan cuma itu Menikah juga tentang bagaimana ibumu bisa memilihku sebagai asisten pribadinya, Bagaimana ayahmu bisa dengan senang memperkenalkan aku di hadapan rekan-rekannya , Bagaimana aku bisa menjadi sahabat untuk saudara-saudaramu , Dan bagaimana aku bisa tetap memberi dalam keadaan selelah apapun Menikah tidak sederhana bukan? Setidaknya aku harus tau bagaimana menjawab pertanyaan anak kecil yang bertanya tentang wujud Allah Setidaknya aku harus tau bagaimana membujuk anak laki-laki untuk tekun belajar sebelum ujian Setidaknya aku harus bisa mengenalkan, mana air yang suci, mana yang bisa men

Cerita : Hidup Bersama Tuan Putri

Gambar
Senja kala itu Alfa sedang beristirahat dari penatnya kehidupan dengan menikmati angin yang berhembus di tepi sungai. Mungkin bisa dibilang melamun, karena kehadiran Saka sama sekali tak ia sadari. " mikirin apa ," tanyanya tanpa basa-basi. " eh, mengejutkanku saja, gimana udah selesai urusannya? " kilah Alfa. " mikirin apa? " tanyanya lagi. " ngga ada ," jawab Alfa memalingkan muka. Dia memang selalu berusaha mendapatkan apa yang ia inginkan. Termasuk pertanyaan sepele yang tak perlu dijawab. " baiklah mari kita lihat bagaimana reaksi Bunda jika tahu kamu menyembunyikan sesuatu sendiri ," pancingnya sembari hendak berdiri meninggalkan Alfa. Bunda adalah sosok yang hatinya sangat Alfa jaga. " ngga penting, ini cuma masalah sepele, kenapa kamu harus tau semua urusanku ?" Lagi. Saka memang tau cara bagaimana membuat Alfa tersudut. " urusanmu jadi urusanku juga, aku berhak tau semua yang menjadi

Tetap Bertahan

Gambar
Tak pernah kusangka Tak pernah kuduga Kita kan berjumpa dan telah bersama Entah kenapa, aku teringat lagu yang kental dengan iringan musik Melayu itu. Malam itu seperti biasa aku menceritakan sesuatu yang membuatku senang dan sesuatu yang membuatku sedih pada rekan seberang ruanganku. Yah, aku rasa bercerita sekarang menjadi kebutuhanku mengingat kondisiku saat ini. Syukurnya, rekan-rekanku tak pernah keberatan mendengarku, justru aku dianggap tidak baik-baik saja jika berubah menjadi pendiam. " Kak minggir deh ," usirku. Padahal itu tempat duduknya. " Kenapa ?" tentu saja dia keberatan dengan tingkahku. Ah tidak sepenuhnya, dia selalu mengerti kegelisahan adik kerjanya ini. " Diam dan dengarkan ," titahku. Dih otoriter sekali, siapa yang ngajarin? " Apaan ?" haha sepertinya dia makin bingung. Pekerjaannya sehari-hari adalah mendengarkan musik. Terkadang ia merekomendasikan musik seleranya padaku, tapi sampai sekarang aku be

Drama Hidup : Lupa Cara Kecewa

Gambar
Aku masih duduk diam termangu di depan komputer. Nothing to do . Bukankah kegabutan adalah sebuah kepastian yang tak terelakkan untukku? Ah aku masih tak percaya ada orang yang berkata setega sejujur itu. Tapi, aku (masih) baik-baik saja. Ingin menulis, tapi entah kenapa terlalu berat. Aku butuh tempat bercerita sekarang. Tapi aku tak tau siapa ...  dan apa yang ingin aku ceritakan. Aku pun mencoba mencari video humor dan video agama, sebagai teman. Sedikit menelisik, bagaimana hubunganku akhir-akhir ini dengan Sang Pencipta? Bagaimana hubunganku dengan keluarga? Dan bagaimana dhubunganku dengan dia? Oke point terakhir cuma intermezzo . Baiklah Agustus telah berlalu. Aku merasa pekan ini berjalan lama  ...  dan berat. Mungkin - - -  kurasa aku kurang bersyukur. Aku sempat meminta captain bercerita tapi nihil. Dia memang bukan type orang yang mudah untuk bercerita, tapi tak apa. Akan ada saatnya dia bercerita tanpa kuminta, aku masih menantinya. Aku mencoba menghubungi