Sampai Jumpa, Yogyakarta.

Yogyakarta...
Aku memang tidak terlahir di sana.
Tidak dibesarkan di sana.
Tidak pula berkeluarga di sana. (eaa karna emang belum deng) 

Hanya saja, ketertarikan seseorang terhadap Daerah Istimewa ini membuatku ingin sedikit berbagi kata, antara aku dan Kota Yogyakarta. 

1. Kota Pelajar
Mungkin seantero negeri sudah mengenal julukan ini, bahkan tak jarang pula terlihat mahasiswa dari luar negeri. Aku akui banyak lembaga pendidikan di sana. Aku memang tidak pernah menempuh pendidikan disana, atau mungkin belum. Namun, Jogja menjadi saksi bisu perjuanganku dalam mengejar pendidikan tinggi. 
Iya, sebut saja aku pernah bunuh diri, mendaftarkan namaku dengan nilai pas-pasan yang berasal dari sekolah sederhana ini ke salah satu perguruan tinggi negeri ternama yang ada di kota ini. Harapanku pupus.
Jogja juga menjadi tempat diriku mengadu nasib, seorang diri berkali-kali singgah untuk mengikuti serangkaian tes salah satu perguruan tinggi kedinasan. Oh tidak sendiri rupanya, ayahku selalu disampingku aaat itu. Meskipun saat dinyatakan lulus tes aku tidak ditempatkan di BDK Yogyakarta, tak sedikit yang menganggap aku berkuliah di sana. 
Tak berhenti sampai di situ, setelah lulus pendidikan pun, aku ditakdirkan kembali singgah ke Kota Jogja untuk menjalani rangkaian Diklatsar. Sebut saja Magelang cabang Jogja. 

Pssstt... Aku ada keinginan untuk meneruskan pendidikan juga ke kota ini. 


2. Ramah-tamah
Sebenarnya ini hanya sedikit imajiku. Aku belum pernah benar-benar tinggal dan berinteraksi dengan orang Jogja, hanya saja menurutku karakter orang Jogja memiliki banyak kemiripan dengan orang Solo. Hatimu pun akan menghangat di sana. Akupun merasakan hal yang sama dari teman-teman yang berasal dari Kota Gudeg ini. Eh iya, katanya cewek Jogja hitam manis loh, semanis gudeg. Ahaha apasih. 


3. Serba Murah
"Pengen penempatan Jogja ngga sih?" celetuk rekanku sore itu, yang notabene dia orang Bandung. 
Aku sih iya-iya aja, wong cuma kurang lebih perlu waktu tempuh 2jam dari Solo. Pun aku juga menyukai Bandung dan sempat ingin tinggal di sana. 
Tapi ceritanya lagi tertarik sama topik pembahasan, "Sama kaya Bandung ngga sih? Banyak orang yang tertarik gitu," jawabku. 
"Iya, tapi di Jogja tuh murah-murah," ucapnya. 

Akupun pernah melihat story instagram senior yang berasal dari Jogja saat libur lebaran kemarin. Dimana ia berkata yang intinya kalau kami ditempatkan di Jogja tapi tidak bisa menabung itu sangat kebangetan, ada yang salah dengan cara mengatur uang. Dih, jangan sampai boros, temannya syaitan, ehehe. 

Untuk makanan pun tak perlu resah, banyak angkringan dan burjo yang erat dengan harga mahasiswa a.k.a anak kos. Udah coba preksu kan? Ah, jadi rindu masakan Jawa. Apa karena ini juga pola makanku makin tidak jelas, belum terbiasa mungkin. 



Pulang ke kotamu
Ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat
Penuh selaksa makna
Kla Project


4. Setiap Sudut adalah Destinasi
Ini adalah testimoni teman, dan akupun mengiyakan. 
Jalan di Jogja itu banyak, dan setiap jalan mesti ada minimal salah satu destinasi bagus. Belok dikit dikira nyasar, malah bisa jadi ke tempat yang populer
Saat kecil aku hanya terpikirkan jika Jogja itu hanya ada wisata pantai, wisata pendidikan, dan wisata budaya. Kini aku sadar Jogja itu punya wisata kuliner dan juga wisata alam lain yang tak kalah menarik. Ngga percaya? Cari aja destinasi di Jogja :)


5. Jatuh Hati
Asa belum lengkap kalo ngga bahas ini ehehe. Senior di tempatku pernah bercerita jika istrinya dulu sangat ingin punya tempat tinggal di Jogja, padahal tak ada sanak sodara di sana. Pun dengan kedua temanku yang berasal dari Jawa Timur, saat libur menyempatkan diri untuk berkunjung ke sana. Aku? Nunggu ada yang ngajak aja deh. 
Tapi akupun pernah jatuh hati, dengan salah seorang pemuda yang tak sengaja kutemui di kota ini, dan memang berasal dari kota ini. Isengnya, setiap kereta yang kutumpangi melewati tiga stasiun di Jogja, aku menyelipkan sedikit harap untuk berpapasan dengannya. Tak ada yang salah kan? Bukannya pertemuan kita memang tak pernah sengaja? 
Ada yang unik, kereta dari Solo ada yang bernama Senja Utama, dan kereta dari Jogja ada yang bernama Fajar Utama. 

Selalu nyaman dengan suasananya, yg berbeda dg semua kota yg sama, yg memiliki kesejukan hati yg berbeda -  Anindita

Yah bagaimanapun juga, setertarik apapun aku dengan Kota Bandung dan seberapa aku ingin membersamainya singgah ke Kota Jogja, Kota Solo tetap jadi destinasi utama untukku, khususnya Karanganyar. Karena seorang perantau selalu membutuhkan rumah untuk pulang. :) 

Salam Jumpa, Yogyakarta. 

Oh ya, sampai jumpa bukan ungkapan perpisahan, melainkan ada harapan di sana untuk bertemu kembali. Ehehe

Jangan lupa tinggalkan pesan di kolom komentar jika kalian memiliki kesan tentang Yogyakarta :) 

Komentar

  1. Saya paling seneng sama suasana kota Jogja. Damai gimana gitu. Apalagi pas malem hari. Setuju banget mbak, makanan minuman di sana memang murah-murah.

    Banyak banget warung di sana, orangnya juga ramah-ramah. Biasanya kalo makan di sana, pasti selalu dapet bonus semacam nasi sepuasnya, atau es teh sepuasnya ehhehe.

    Kalo nanti saya mau kuliah, pasti ngerantau di Jogja jadi pilihan utama hehehe. Bagus tulisannya, jadi kangen pergi ke Jogja lagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wahh iya memang jogja punya banyak daya tarik sepertinya. banyak yang belum kesana atau sekali kesana jadi nagih pengen kesana terus.

      btw makasih udah mampir, sampai bertemu di jogja :)

      Hapus
    2. Wah, tinggal di jogja ya? Umur berapa mbak? kalo boleh tau.

      Hapus
    3. ah enggga kok. saya asal solo (1,5-2jam dari jogja) tapi sedang rantau di jawa barat. yah barangkali pas saya main ke jogja mas ananda jadi tuan rumahnya ehehe. hmm udah kepala dua saya mas. hihih

      Hapus
  2. Bacanya memang jadi makin betah di Jogja..he
    Sama, aku juga gak lahir di Jogja, tapi betah dengan suasana Jogja, selain memang kotanya, terlebih orangnya, ramah. Di sekitar tempat aku tinggal juga gitu. Meskipun pergi ke tempat itu itu terus tetap aja gak bosan..he

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah masnya tinggal di jogja ya? seru tuh. saya juga ngamatin temen-temen yang kuliah di sana. satu yang saya sayangkan dari jogja itu cuacanya yang cukup panas juga ehehe

      Hapus
    2. Iya nih di Jogja udah 4 tahunan lebih.. :D
      Betul seru dan susah di tinggalkan.. haha

      Tetap seru, tapi ya gitu sekali keluar ada keperluan disaat siang. Puasas puol..hehe
      Berpa lama tinggal di Jogja, kak?

      Hapus
    3. wah lebih expert masnya.

      saya ngga tinggal di jogja mas, di jawa barat mulai tahun ini tapi aslinya solo (maenlah ke solo mas hehe), kebetulan kemaren ada urusan di jogja sebulan dan di hari pertama keluar siang hari berasa banget perbedaan suhunya ehehe

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Untuk Calon Ibu Mertua

Catatan Introvert #1