E(DAN) CLASS - PPN Asique (BKP JKP Faktur Pajak)

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hei hei apa kabar? Gimana yang UTS minggu pertama aman? Yang ikutan SPMB PKN STAN 2018, sekedar mengingatkan ini udah hari terakhir lohh... Yuk daftar dan jadi bagian dari 7300 mahasiswa baru PKN STAN 2018. Udah pengumuman SNMPTN juga kan ya? Gimana lolos? Alhamdulillah... Atau jadi pejuang SBMTN? Alhamdulillah juga dikasih kesempatan ikut SBM.

Finally hari ini aku sempatkan waktu di sela-sela kegabutan menyusun laporan aktualisasi dan berhubung ada "teman baru" yang akhir-akhir ini sibuk mendukungku untuk mengisi blog kembali. Hmm jujur banyak banget yang mau diceritain sejak lulus tahun lalu, namun karena terserang penyakit malas, tulisan itu hanya jadi wacana atau sekedar draft di kepala. Selain itu, aku lebih suka belajar edit video untuk membangun channel Youtube ku.



Nah satu di antara video yang aku upload adalah yaaa tugas mata kuliah PPN ini. Tugas ini sudah disampaikan di awal kuliah. Intinya sih yaa terserah kita gimana caranya biar belajar PPN itu mudah karena emang PPN itu tarifnya cuma 10%. Untuk kelompokku ini dikerjakan dalam waktu cukup singkat. Proses? Awalnya kami tentu saja berunding menentukan materi mana yang mau digunakan, memilih lagu yang sesuai, dan mulai memasukkan materi dalam sebuah lagu dengan cara mengubah liriknya. Setelah lirik ada di tangan, kita rekaman... Ya ketebaklah suara siapa yang dipakai, Naristya dan Catur. Dan tahap paling ribet adalah take video. Ya saat take video, kami bener-bener ngga punya gambaran mau dibikin kek mana, tapi langsung spontanitas aja. Ada satu waktu dimana kita harus muterin lingkungan kampus dari pagi (karena cancel kuliah) sampe sore, ibaratnya kalo orang Jawa "dipikir karo mlaku wae". Kami sempat take video di lapangan basket, di depan MBM, bahkan menahan malu di depan KFC Harmony. Namun endingnya video itu tak terpakai. Namanya juga cewek.

Setelah Syantiq selesai take video, giliran Tamvan nih yang beraksi jadi ala-ala boyband gagal gitu. Aku setuju kalo ada yang bilang cowok itu simpel. Terbukti dengan sekali take, kita suka dengan hasilnya, sederhana tapi sesuai gitu lah intinya. Hanya mengunakan satu sudut yakni lobi Gedung J. Hari pertama selesai.

Manusia memang ngga ada puasnya, Setelah dipikir-pikir, video yang di take saat sesi Syantiq terlalu ribet untuk diedit dan jadinya kurang menarik. Maka selepas kuliah siang yang udah menjelang sore juga, kami memutuskan untuk take video kembali. Dan you know, take video yang kemarin berujung pada bagian "dibuang sayang". Kami kembali melakukan take video hingga menjelang maghrib, saat itu kebetulan kampus sedang ada verifikasi berkas atau ngga daftar ulang, aku lupa maaf. Take video Syantiq yang kedua ini dilakukan di sekitar taman KNPK, jadi ya agak jadi tontonan gitu hmmm... Alhamdulillah selesai dalam waktu satu hari. Lanjut ke bagian menyatukan video dengan musiknya. Awalnya kita mau ngerjain bareng-bareng. Selesai take video, kita makan malam bareng di Kos Aldy. Namun ternyata fisik kami cukup lelah dan memilih membubarkan diri saja. Dan terima kasih banyak untuk Tidar atas jasanya yang besar dalam proses pengeditan video ini. Salute.

Hingga saat pengumpulan tugas tiba, yakni pertemuan di minggu terakhir. Satu persatu video di putar dan kami cukup terhibur dengan kjary adari masing-masing kelompok.
Nah inilah salah satunya dari kelompok Fajar. Semoga membantu :)

Oiya doakan aku lancar bikin laporannya dan sukses melawan malas.
Wassalamu'alaikum
Lokasi: Jalan Bintaro Sektor 5, Jurang Manggu Timur, Pondok Aren, Jurang Manggu Tim., Pd. Aren, Kota Tangerang Selatan, Banten 15222, Indonesia

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Untuk Calon Ibu Mertua

Gambar
Assalamu'alaikum kawan...  First of all saya ingin mengucapkan Taqobbalallahu minna wa minkum ... Selamat Hari Raya Idul Fitri 1439 H , sekaligus dari lubuk hati yang paling dalam saya memohon kerendahan hati pembaca untuk memaafkan kesalahan saya jika di blog ini ada tulisan yang kurang berkenan baik disengaja maupun tidak.  Yap next , siang ini aku (saya atau aku?) alhamdulillah banget sudah mendarat di tanah rantau kembali lebih dulu dari kawan lainnya, di tanah yang mahsyur kerana tauco dan produksi berasnya, Cianjur Jago . # applause dong Normalnya aku mempunyai dua pilihan, beres-beres kamar, atau yang paling lumrah adalah beristirahat karena perjalanan Solo-Bandung-Cianjur cukup menguras tenaga dan perasaan *eh. But , aku memilih membuka salah satu social media berwarna biru sesuai warna favorit dan berlogo huruf yang sama seperti namaku, Facebook ( riewuh elah). Jariku menuju pada akun salah satu teman lamaku yang baru-baru ini telah menyandang status baru y
Baca selengkapnya

Catatan Introvert #1

Gambar
Manusia memang tidak pernah mau mengalah. Selalu merasa dirinya benar dan tidak pernah mau dianggap salah. Jika aku menemukan manusia seperti itu... Aku yang merasa malu. Malu kenapa harus mengenal sosok seperti itu. Dan jika sosok itu adalah aku, huh betapa memalukannya aku di mata orang lain. Tidak berharga.  Pokoknya... Kelak anakku ngga boleh jadi kaya gitu.  Ia dididik untuk menjadi alasan orang lain tersenyum dan bersyukur (seperti Bundanya), bukan untuk menyakiti orang lain karena egoisme yang menguasainya hingga menganggap ideologi yang ia anutlah yang paling benar.  Manusia selalu menilai.  Penilaian orang pendiam sepertinya lebih akurat daripada penilaian orang yang banyak bicara. Teman, kalian harus peka. Jangan bangga jika kalian mempunyai kawan yang selalu mengalah. Sesekali, tanyakan padanya. Apa yang sebenarnya dia inginkan. Apa yang dia rasakan. Apa yang menjadikannya beban. Karena kalian tak akan pernah tahu... Apa saja yang telah i
Baca selengkapnya

Sampai Jumpa, Yogyakarta.

Gambar
Yogyakarta... Aku memang tidak terlahir di sana. Tidak dibesarkan di sana. Tidak pula berkeluarga di sana. (eaa karna emang belum deng)  Hanya saja, ketertarikan seseorang terhadap Daerah Istimewa ini membuatku ingin sedikit berbagi kata, antara aku dan Kota Yogyakarta.  1. Kota Pelajar Mungkin seantero negeri sudah mengenal julukan ini, bahkan tak jarang pula terlihat mahasiswa dari luar negeri. Aku akui banyak lembaga pendidikan di sana. Aku memang tidak pernah menempuh pendidikan disana, atau mungkin belum. Namun, Jogja menjadi saksi bisu perjuanganku dalam mengejar pendidikan tinggi.  Iya, sebut saja aku pernah bunuh diri , mendaftarkan namaku dengan nilai pas-pasan yang berasal dari sekolah sederhana ini ke salah satu perguruan tinggi negeri ternama yang ada di kota ini. Harapanku pupus. Jogja juga menjadi tempat diriku mengadu nasib, seorang diri berkali-kali singgah untuk mengikuti serangkaian tes salah satu perguruan tinggi kedinasan. Oh tidak sendiri rupanya,
Baca selengkapnya