Mas, Dimas! Dibalik Seekor Simpanse

"Pria yang kau sukai, Lucu!" suara itu tiba-tiba membuyarkan lamunanku. Aku menatapnya sekilas, lalu beralih pada arloji di tangan kiriku. Dia datang tepat waktu, hanya saja aku yang terlalu tak sabar ingin bertemu. Tak mendapat reaksi, dia pun duduk menyejajariku.

"Ada banyak cara untuk membuatmu bahagia. Tapi dia, lebih memilih bagaimana cara membuat luka," imbuhnya, tak ketinggalan senyum sinis yang terlihat manis. Aku hampir berdiri lalu bersiap memukulnya dengan gulungan kertas yang sedari tadi kubawa, namun refleknya sangat bagus. Dia menahanku, lalu tangan kanannya mengulurkan minuman dingin kesukaanku, Ichitan Thai Tea. Sial! Kusambut minuman botol itu dengan helaan nafas. Dia pun tersenyum lagi, kali ini senyum kemenangan.

"Namun, ini juga ngga kalah lucu!" aku menoleh kearahnya, belum selesai rupanya.

"Ada banyak seseorang yang ingin membahagiakanmu. Tapi kamu, lebih memilih dia yang hanya mengukir luka," lanjutnya lagi. Hampir saja membuatku tersedak.

"Udah?" tanyaku. Dia hanya mengangkat sebelah alisnya.

"Udah?" tanyaku lagi, dengan nada sedikit lebih tinggi.

"Hehehe, udah," tutupnya.

"Suka bener (re: tepat) kalo ngomong," sindirku.

"Kamu jangan gitu yahh hehehe," ucapnya lagi, cengegesan!

"Justru aku bereaksi karena baru saja tepat sasaran," lanjutku.

"Kamu yang mana nihh?? "Lebih lucu" hahhaha," ucapnya dengan penekanan pada kata lebih lucu . Lagi, sudah berani menyalakan api.

"Tertawalah kau, Mas. Aku cuma sampai di fase lucu," belaku.

"Berbahagialah dia, heheehe," lagi-lagi dia tertawa.

"Tenggelamkan dia!" Aku menjawabnya dengan senyuman masam

"Tenggelamkan ambisimu akan dia, mulailah melirik sekitar," ucapnya tenang. Lalu pergi bersama bayangan.


Aku tak terlalu tahu siapa dia, hanya saja dia menggunakan nama pena Getar Dimas Krisna. Sebut saja, Mas Dimas. Seseorang yang kukenal dari Twitter dengan akun bernama seekor simpanse, aneh bukan?
Cuitannya terlihat nyata, tidak hanya gombal semata. Meskipun sedikit kesal juga jika dia merespon setiap cuitan wanita. Cemburu? Tidak juga. Barangkali dia sudah berkeluarga.
Oh ya, jangan lupakan obrolannya dengan Bundahara yang membuat para wanita semakin segan akan sosok ibu mertua. Entah itu settingan atau nyata.

Suatu hari, aku tidak sengaja menemukan akun Instagram miliknya. Kemudian, kami berteman begitu saja, meskipun tidak saling mengenal. Ya, aku memang menjadi selektif terhadap orang yang hanya berkomunikasi denganku secara virtual. Pertemanan kami hanya sebatas aku mengoreksi tulisan-tulisannya yang ia tuangkan lewat tayangan satu hari, atau lebih dikenal dengan story.

Oh ya, satu hal. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama dengan salah satu hasil karyanya. Tulisan yang membuatku terus bersabar menanti The One itu datang. Dan ini dia, satu dari puluhan ribu cuitannya yang mampu menarik belasan ribu pengikutnya.

Bikin surat ah, buat jodoh gue. Siapa tau dia main twitter trus baca. Eh Bisa jadi kamu loh jodohku🤭 Jadi sempatin baca suratku yah. ----thread----

Kepada : kamu yang mungkin jodohku. Dari : Saya yang menjadikanmu tokoh utama dalam surat ini.
•Pertama-tama, aku mau memberikan salam terlebih dahulu kepadamu. Senang rasanya kamu bisa membaca surat ini 😊 Mba, aku jodoh kamu loh. Coba dong senyum dikit :) Nah, gitu kan cantik.

•Oh iya aku mau ngasih tau. nanti di masa yang akan datang ada seorang laki laki yang memperjuangkanmu mati matian Yaa emang ga kaya oppa atau jb jb Tapi cukup lah buat dibawa kondangan

•Oh iya kamu gimana kabarnya? Masih belajar atau udah kerja? Kalo masih belajar. Jangan malas-malasan yah. Aku bakal tetep nunggu kamu ko. Janji ! 



• kalo saat ini kamu udah kerja. Yg sabar yah ay. Temen kantor rese yah ? 🙁 Tekanan dari atasan juga menjengkelkan? 😟 Ga papa, aku disini juga lagi berjuang ko 😊 Sabar!! Semangat😊


•Percintaan kamu gimana ? Masih sendiri ?🤗 Masa-masa pedekat ?🤔 Atau, sedang sama orang lain ? 

•Kalo masih sendiri ? Ga usah kawatir ay. Aku disini juga masih sendiri ko. Bertahan yah. Ga usah dengerin janji janji gombal diluar sana. Nanti akan ada saatnya ko aku datang dengan kedua orang tua ku untuk memintamu

•Kamu lagi PDKT? 🤔 skrang lagi ngapain? Baca surat aku sambil nunggu balasan dari dia?🤣 Ay, sini aku bilangin. dia itu, gebetannya ada 3 🤫 kamu mau dapet modelan yg begitu? Udahlah, ga sepantasnya wanita sebaik kamu mengejar lelaki seperti dia.

 •Apa udah pacaran?😒 Yaudah jalanin aja dulu, tapi dengan syarat - inget orang tua no satu. Jangan melulu tentang dia. -jangan mau melakukan apapun demi dia. 😒 -jangan mau digerepin. Inget akal rasional dipake. Bucin ga papa tapi batas wajar. Lagi pulakan itu semua punya aku

•Nanti, aku juga bakal hafal apa makanan yang paling kamu benci dan musik apa yang paling kamu suka. Yah, kalo skrang sih belum tau. Maaf yah 🤭 Tapi nanti aku pasti akan nyari tau.

•Oh iya, ay. Aku orangnya suka banget nonton bola. Jadi nanti kalo misalkan tengah malam kamu sedikit keganggu sama suara aku maaf yah. Tapi tenang, aku bakal nganterin kamu ketoilet ketika tengah malam kebangun kebelet pipis

•Yaudah yah ay, segini dulu suratku. Kapan-kapan. Aku coba kabarin kamu lagi. Eh satu lagi ay pesanku. Kamu jangan pernah menyerah yah walau sekalipun hilang arah. Daahhh. Eh, kecup jangan ? 🤭🤭 Jangan deh. Nanti aja kalo udah sah. Daaahhhhh🤗

Teruntuk Mas Dimas, terima kasih telah mewarnai hari-hari saya di Twitter, meskipun ngga dibolehin follow ehehehe




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Untuk Calon Ibu Mertua

Catatan Introvert #1

Sampai Jumpa, Yogyakarta.