Allah SWT Mengabulkan Semuanya

Assalamu'alaikum sobat



Tulisan ini terinspirasi dari salah seorang teman yang baru kukenal dan aktif menulis di Coretan Rifqi  karena aku mengalami hal yang hampir serupa dengannya. So, buat Saepudin tolong dikondisikan tingkat kepercayadiriannya jika kamu membaca tulisan ini. Aku juga minta izin mengambil judul dan foto dari tulisan Saepudin karena memang kami ditempatkan di lokasi yang sama.



Flashback sebentar.
Dulu saat aku masih duduk di bangku SMA tingkar akhir, sempat dilanda plin plan dalam memilih jurusan yang ingin aku tekuni saat kuliah nantinya. Tentu saja ini hanya opsi cadangan, karena opsi utamaku tetap Kampus Ali Wardhana. Karena terkadang aku sadar jika mimpiku terlalu tinggi. Dan ketika terlalu tinggi itulah, aku berpikir untuk menawar mimpiku sendiri. Ketertarikanku pada mapel (mata pelajaran) matematika sejak SD tak juga membuatku optimis untuk mengambil program studi Matematika, entah murni maupun pendidikan.  Mengapa? Aku merasa telah mengecewakan guru favoritku saat SMA karena gagal 2x dalam seleksi OSK Matematika. Bayangkan, baru tingkat sekolah udah gugur dan aku memang merasa tak terlalu handal dalam mapel ini meskipun menjadi mapel favoritku karena sejak SD hingga SMA guru MTK adalah guru terbaikku.

Menginjak kelas 12 aku mulai tertarik dengan lintas jurusan, seseorang yang tidak ahli saintek ini nekat melirik rumpun soshum bhakan jika tidak diperbolehkan nekat mencoba SBMPTN Campuran. BOOM. Alig alig. Ihh lebay kali hehe.. Jadi saat itu aku sedikit melirik prodi Bahasa Inggris dan Ilmu Perpustakaan. Entah tak ada angin tak ada hujan, aku selidiki mendalam ilmu perpustakaan di kampus-kampus terkemuka negeri ini.

Hingga suatu hari, ada teman yang bertanya,
Teman  : “Gimana, Jar? Udah mantep belum pilih jurusan apa?”.
Hutomo: “Tetap matematika kah, Jar?”.
Aku      :  “Emm entahlah Tom, aku kepikiran ilmu perpustakaan akhir-akhir ini.”
Hutomo: “Ilmu Perpus? Itu apaan? Ngapain? Gimana sih plin plan. Pas kelas 11 bilang matematika, semester lalu bilang Bahasa Inggris, sekarang malah gak jelas Ilmu perpus,”
Aku    : “Ya belum tau, Tom, masih mendalami dulu cocok apa enggak, toh semua ilmu pasti ada manfaatnya kok,”
Dan pada akhirnya saat benar-benar seleksi aku memilih yang berbau Agribisnis. Dan kemudian diterima di D3 Akuntansi IPB meskipun akhirnya berlabuh pada D1 Pajak PKN STAN. Nah loh. Flashback selesai.

Satu semester telah dilalui dengan hal-hal baru mengenai perpajakan. Selain ilmu, aku pun mendapat banyak kenalan teman baru dengan latar belakang berbeda dan impian mereka.
Tapi sekarang, ketika yang lain menikmati empuknya kasur kamar dan beberapa memperkenalkan almameter di daerah masing-masing, aku menimba ilmu tentang perpustakaan langsung dari lulusan jurusan ilmu perpustakaan.
Dikutip dari Coretan Rifqi

YA! Aku hampir tak percaya jika Allah SWT mengabulkan impian gilaku saat masih SMA. Tidak terlaksananya rencana kita bukan berarti Allah SWT menolak sepenuhnya, hanya saja ditunda, menunggu waktu yang tepat, untuk menguji seberapa kesungguhan kita.
Meskipun saat itu aku memang tak sungguh-sungguh, tapi Allah SWT mengabulkannya. Aku bisa belajar ilmu perpustakaan di Kampus Ali Wardhana. Selain itu, dari sini aku mengenal orang-orang hebat, aktivis kampus dengan hati yang begitu lapang.

Pada intinya, aku ingin menyampaikan, hati-hati dengan apa yang kau pikirkan, apa yang kau ucapkan, siapa tau satt itu ada malaikat lewat meng-Aamiin-kan. Dan jangan berputus asa jika doamu belum dikabulkan, karena Allah SWT lebih tau mana yang terbaik untukmu sekarang. Tetap Semangat. 
Salam Abdi Kampus 2016

Wassalamu'alaikum

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Untuk Calon Ibu Mertua

Catatan Introvert #1

Sampai Jumpa, Yogyakarta.