Gusti Allah Mboten Sare, Mbak.

Assalamu'alaikum...

Aku merasa kembali menjadi diriku lagi setelah dua bulan yang berjalan penuh kemuraman. Intinya, aku senang bisa kembali ke rutinitas menulis dan mengedit video, gue kangen Alfa (re: laptop gue) sungguhan!

Sedikit cerita, aku dipindahkan ke Seksi Pelayanan. Jujur, perlu beberapa waktu untukku beradaptasi, kenapa?
Pertama, mutasi internal ini bertepatan dengan pindahnya lokasi kantor yg lebih baru, bisa dibayangkan banyak sudut yg masih perlu penyesuaian. 
Kedua, aku juga perlu transfer knowledge dengan penggantiku di seksi lama. 
Asli, proses transfer knowledge membuatku ingin menangis. 
Ketiga, ini ngga penting, tapi gue dituntut move on dari semua masa lalu gue supaya gue bisa fokus ke masa depan. Ya, gue harus move on dari kosan lama, dari kantor lama, dari seksi yang lama, dan yang paling penting gue pengen cepet bisa move on dari DIA. Dia yang kalo tiap inget kelakuan manis sekaligus sadisnya aja sering banget bikin gue nangis, asli, gue baru pertama kali nangis karena sayang sama orang asing. Nyesel. 
Yaps, perlahan gue tanemin mindset di kepala gue, jangan hubungi dia atau lo bakal nangis karena kecewa! 

Jujur lagi, sejak dulu, gue ngga terlalu ingin ditempatkan di seksi ini. 
Bukan karena gue benci sama penghuninya, bukan. 
Bukan pula, karena gue memandang remeh pekerjaannya. 
Bagiku, seksi ini penuh kehangatan karena penghuninya jauh lebih banyak dari seksi lain dan berasal dari segala usia. Dan juga seksi di seksi ini gue bisa belajar banyak banget ilmu. 
Jadi alasannya, gue ngga terlalu suka ketemu atau bersinggungan dengan banyak orang. Ya, di seksi ini, otomatis gue bakal setiap hari ketemu Wajib Pajak dengan berbagai karakter dan juga ya karena personel seksi gue banyak jadi rame banget ruangannya. Ya, gue ngga suka tempat rame.
Ya, ya, ya.

Hari-hari gue lalu berjalan penuh dengan emosi. Tapi gue berusaha ngga maksain diri gue ketika udah mendekati limit. Ya, gue ngga boleh stres, apapun yang terjadi!
Kamu dulu kaya fresh gitu sekarang udah kaya penuh beban.
Kamu sekarang marah-marah terus nih.
Kamu dulu kalem sekarang nglunjak bener. Dan masih banyak komentar lain.

Sampai akhirnya gue mencoba cari cara menghibur diri gue, selain pikiran "aku harus pulang,".
Biasanya gue ngajak kawan seangkatan yang enak diajak sharing buat makan di luar kantor.
Yah, karna gue ngga mungkin nyeritain kondisi kerjaan ke orangtua, yang ada mereka khawatir, ya namanya juga orang tua 'kan.


Di kantor gue ada rutinitas yang dinamakan "Doa Pagi". Seluruh penghuni kantor berkumpul di lantai dua lalu dibacakan doa dan dilanjutkan pengumuman.
Waktu itu sekretaris ngumumin, "Target kantor kita sekian sekian..."
Jleb gue langsung nunduk karena meningkat 50% dari tahun lalu, dan sambat "Anak OJT, datanglaaaahhhh..."
Ngga lama setelah itu, atau lebih tepatnya malem harinya keluar SK OJT, cari kantor gue, dan alhamdulillah dapet lima anak, ya lumayan lah daripada gadapet sama sekali.
Kelima orang itu adalah Irfan, Geovanny, Tio, Yuli, dan Maharani. Ohya, OJT itu magang gengs.
Shock? Iya, tapi gue percaya Allah Maha Mendengar.

Gue seneng banget karena empat dari lima anak itu adalah orang Jawa. Dan dua di antaranya orang Solo. Itu artinya aku ngga perlu tawar-tawaran sama Mas Alfian lagi karena dia terlalu sering PHP pulang kampung bareng dan gue ngga perlu galau sendirian di Stasiun Bandung.

Oke gue kasih sedikit cuplikan first impression gue ke mereka.
Pertama, M Irfan Zain. Yang satu ini adalah ketua OJT, dia emang paling aktif dan murah senyum banget. Meskipun begitu, dia terlihat gampang panik juga. Ohya, dia juga sayang banget ibunya. Itu menurutku. Irfan paling gampang dikenali karena dia anak homebase.

Kedua, Geovanny Nugroho Muhammad Taufiq Krisna Wardhana. Iya namanya paling panjang seantero kantor, tapi panggilannya cuma satu tiga huruf "geo" terus kalo gue manggil jadi satu doang "G". Dia dari Wonogiri, yak seneng pas kenalan merasa ada yang senasib untuk beberapa bulan ke depan. Geo yang paling senior di antara mereka dan satu-satunya yang kelahiran 1998, yaps dia satu angkatan SMA/K denganku. Geo sopan banget dan jawa banget, ngga tau kenapa gue bangga aja ngliat tingkahnya. Tiap jalan di depan orang banyak pake jurus membelah bumi. Dan yang bikin mikir, kalo ngobrol sama gue dia pake bahasa krama alus. Itu bahasa yang sering gue denger terakhir waktu SMP, sekarang gue pake basa Indo, agak loading kalo jawaan, dan sering denger basa sunda. Geo sayang banget sama adiknya, terutama yang cewek. Ohya, Geo satu seksi sama gue.

Ketiga, Aditya Tio Zunaldi. Kalo Geo yang paling dituakan, Tio ini yang paling muda sekaligus seantero kantor, selisih sehari sama Irfan. Kata temen gue dia cuek dan songong gitu, kata temennya malah dia yang paling iseng. Tapi menurut gue, dia ngga childish meskipun paling muda, pendiam tapi tatapannya "mengamati" banget, KasKus'er, dan asik banget diajak sharing. Over all gue nyambung kalo sama dia. Ohya, doi asli Solo. Eh blasteran Solo-Bandung sih.

Keempat, Yuli Mu'amanah. Gue kenal dia waktu mampir ke waskon, anaknya cepet belajar tapi takut banget sama horror, lebih takut dari gue pokoknya qkwkw. Meskipun anak tunggal, Yuli kaya adiknya Geo. Berantem mulu, tapi yang jaga Yuli waktu Rani ngga ada ya si Geo wkwkw. Ngejaga dalam arti positif loh ya. Dia berasal dari Blitar, Jawa Timur.

Terakhir, Maharani, gue lupa nama panjangnya tapi panggilannya Rani. Denger-denger doi atlet OPTK pencak silat, gosipnya sih. Asalnya Jombang, Jawa Timur juga kaya Yuli. Meskipun fisiknya mungil kaya gue, tapi Rani punya pembawaan dewasa kaya Kak Eri *lah.

Setidaknya, dengan hadirnya mereka, bisa menampung keluh kesah gue dan sedikit banyak memberi warna dinamika perkantoran gue. Karena tingkah mereka masih manis-manis, jadi gue sayang mereka wkwkw. Ohya, mereka manggil gue dengan sebutan "mbak", hmm sudah lama ngga denger sebutan itu jadi berasa di rumah.

Baiklah, selamat datang dan segeralah beradaptasi kalian adik-adikku. Semoga kalian bisa membawa perubahan. Sayang banget hanya bisa membersamai kalian sampai tahun depan (edisi optimis tahun depan D3Khusus).

Judul ini diambil dari ucapan yang sering keluar dari mulut Geo ketika sedang berada di titik bawah, lemah lesu lunglai susah resah gelisah lalu tiba-tiba Allah Swt beri jalan keluar, kuncinya biar kita sabar dan istiqomah. Karna aku percaya Allah SwS ngga akan nguji hamba-Nya di luar batas kemampuannya.
Laa yukallifullahu nafsan illa wus'ahaa.

Wassalamu'alaikum. 

Komentar

  1. Yaelah, anak pajak mainnya ke blog orang kantor pajak, capee dehhhh

    Mbak, kalo sewaktu-waktu saya nanya-nanya tentang pajak boleh gak mbak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih newbie banget mas di dunia perpajakan :)) jauh lebih paham Mas Riza sepertinya. Saling tukar ilmu aja mungkin.
      Blognya cukup mengedukasi WP loh mas ehehe

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Untuk Calon Ibu Mertua

Catatan Introvert #1

Sampai Jumpa, Yogyakarta.