Sosok : Berkenalan dengan Full Cream

Assalamu'alaikum.

Rutinitas akhir pekan emang ngga jauh dari rebahan dan dilanda kerinduan.
Halah, apa cuma saya? Iya, kamu doang wkwkw.
Oke kali ini aku akan mengenalkan support systemku di tahun 2019 ini (iya ini tulisan 2019 yg baru gue temuin). Suka ngga kebayang gimana kalo ngga ada mereka aku sambat sama siapa wkwkw.
Oke, mereka menyebut dirinya Full Cream. Empat anak baru (junior) yang kemana-mana sepaket mulu, kecuali lagi ada halangan. Bukti bahwa persahabatan yang tulus itu ada. Mereka adalah adik tingkatku yang pernah aku kenalkan singkat di tulisan Gusti Allah Mboten Sare , cek yaw.
Dan tulisan kali ini kudedikasikan untuk mereka, keempat adikku yang aku sayangi seperti Malika yang dirawat dengan sepenuh hati. Dua wanita dari Jawa Timur dan dua laki-laki dari Solo, Jawa Tengah.

Entah kenapa aku merasa nyaman bersama mereka. Mulai dari makan siang bareng, kajian bareng, ngobrol di ruangan, nyamperin ke kosan mereka, ataupun main ke Bandung. Sudah banyak hal yang kami lalui bersama selama setahun lebih ini.

Oke, mari berkenalan.

1. Sebut saja Yuli.
Dibalik fisiknya yang mungil, dia memiliki semangat yang tinggi dan mental yang cukup kuat. Dia adalah gadis yang cukup ceria. Sikapnya yang sering tidak memihak pada salah satu kubu dan ucapannya yang ceplas ceplos patut diacungi jempol karena bisa menyelamatkan moment dimana orang sering sungkan menegur kesalahan orang lain. Karenanya, aku memiliki panggilan yang cukup aneh, "Mbak Faj," nanggung banget ngga sih? Dan panggilan ini terkadang diikuti Rani dan Tio. Dia juga seperti ibu bagi ketiga temannya di full cream karena peralatan masaknya yang cukup komplit. Pun dia tak keberatan membuatkan Geo dan Tio lemon water. Dibandingkan aku yang menghindari perdebatan, dia lebih suka merespon segala jenis candaan Tio. Sering kutegur, "sudahlah, Yul, jangan dibalas kalau Tio ngomong yang ngga jelas, bikin capek, iyain aja,".

2. Maharani a.k.a Rani
Meskipun Rani juga bertubuh kecil, tapi dia memiliki keberanian yang cukup besar. Namun, dia tetap berhati lembut, tutur katanya pun alus dan sopan, kek Putri Solo wkwk. Dia juga pekerja keras dan pribadi yang ikhlas kalo kulihat. Di antara mereka berempat, Rani yang paling jarang berinteraksi denganku karena kami beda bidang dan kerjaan dia selalu padat, ditambah dia sering pulang tepat waktu. Jadi, tak banyak yang bisa kuceritakan. Tapi, bukan berarti kami ada masalah ya? Tentu saja tidak. Hanya sebatas jarang berinteraksi saja.
Oleh pegawai lain, Rani juga sering ketuker sama Yuli padahal mereka ngga mirip, kecuali postur tubuhnya yang imut. Mereka tau mau menceritakan sosok ini, tapi mereka ngga tau itu namanya Yuli apa Rani. 

(Pake foto maen ke Bandung tahun 2020)

3. Zunald a.k.a Tio
Hadeeuhh... yakin banget mau tau?
Dari keempat anggota full cream, dia yang paling muda, dan tentu saja yang paling durhaka. Moodnya sering berubah tanpa sebab. Dia usil terhadap siapapun, makanya butuh dikendalikan. Bukan kenapa-kenapa, candaannya terkadang tak aman jika disampaikan pada temanku yang sering baperan.
Lucunya, dia terkadang minta ijin, "Mbak, si A boleh tak goda ngga?"
Pernah suatu hari dia bercanda dengan temanku dan itu cukup mengganggu ketika aku bekerja, "Tioo...," ucapku.
"Kenapa hah kamu bilang apa?" temanku masih saja tak terima.
"Engga, udahan deh, abis dapet peringatan,".
Kesibukannya akhir-akhir ini hmmm belajar saham sepertinya.
Dia paling tidak suka diganggu dan makhluk paling tidak peka jika aku membutuhkannya saat dalam masalah. Tapi jika masalah itu selesai, dia orang yang paling kepo.
Oh ya, rutinitas setiap Senin-Kamis dia akan meminjam motor untuk beristirahat siang di kosan. Saking hapalnya, ketika aku dinas luar di hari Senin, aku menitipkan kunciku pada Geo tanpa ia minta.
Di balik tingkahnya yang slengekan, ada sedikit latar belakang yang tak perlu aku ceritakan, yang membuat dia terkadang lebih dewasa dari yang kukira.
Dia juga anak yang hebat, Agustus lalu dia berhasil menyabet juara pertama dari dua lomba kantor, catur dan esport. Meskipun hadiahnya tak seberapa, tapi ada rasa bangga yang tak terkira.
Terkadang dia memang peduli, tapi tentu saja kepeduliannya diungkapkan dengan cara menyebalkan.
"Monmaap mau tanya itu kerja lembur tiap hari tapi ngga punya pasangan, terus buat apa?"
Karena waktu awal-awal mereka masuk aku terlihat lebih dekat dgn Tio daripada tiga yang lainnya, muncullah kasak-kusuk dari beberapa senior.
"Kok mirip si Tio sih,"
"Fajar kemana aja kok ngga pernah ke atas lagi,"
"Fajar lama-lama kok mirip Tio ya," mirip apa nih? Kalo mirip selera emang banyak, tapi mirip secara fisik, engga.
"Tio bajunya samaan Fajar ya," padahal itu beda banget gengs hmmm
"Itu Tio duduk di situ lama banget ngobrolin apa," - gaada, pak, diem aja,
"Loh kok diem-dieman?" Baiklaaa serba salah wkwkw
Awalnya memang terganggu sih, tapi lama-lama ya masa bodo karena udah sama-sama tau dia deket sama siapa dan aku lagi suka sama siapa jadi ngga canggung.
Cepet nabung, Yo, jangan dihabisin buat hiburan mulu. Ada hati nun jauh di sana yang harus diraih sebelum keduluan orang.

4. Geovanny N.M.T.K.W alias Ge
Hmmm aku tak mengerti harus bercerita dari mana wkwkw. Pokoknya dia ramah banget dan ngademin. Ngademin di sini maksudnya berusaha memberi aura positif ketika aku udah lelah masalah kerjaan.
Hal yang sering dia lakukan adalah mengingatkanku untuk tersenyum "nah gitu dong mbak senyum,"
"Mbak aku belum melihat senyummu hari ini,"
"Kita belum berinteraksi lagi mbak sejak beberapa jam yang lalu,"
Biasanya dia akan kuberi tatapan datar jika tiba-tiba mengambil kursi lalu duduk di sebelahku dan beberapa detik kemudian dia akan berdiri, "loh aku cuma mau duduk doang lho mbak," wkwkw
"Jangan lupa makan mbak,"
"Pulang dulu mbak, jangan lupa pulang, masih ingat jalannya to?"
Ada juga ucapan yang menenangkan saat dalam masalah, "masih banyak kesalahan yang belum kita coba mbak,".

Suatu hari aku pernah iseng menodongnya dengan tanganku membentuk pistol saat dia kebingungan dengan berkasnya, "Harta atau nyawa," kataku. (Detik itu juga aku teringat kejadian di stasiun, haishhh lupakan) Dia tak bergeming, lalu akupun berbalik arah akan duduk kembali. Di luar dugaan dia mengikutiku dan mengatakan, "cinta mbak cinta,". Akupun berlari karena geli dengan tingkahnya.
Jika orang mengejekku dengan Tio karena interaksi, aku biasanya akan diejek dengan Geo karena baju kotak yang tak sengaja kembaran di hari Kamis. Itu terjadi sudah sejak awal dia masuk kantor dan atas inisiatif dia sendiri.
Tapi terkadang, sifat playboy nya terhadap wanita membuatku ingin memukulnya.
Namun, sekarang aku paham karena dia selalu bilang "boys will be boys,".
Meskipun banyak bintang di sekitarnya, dia telah punya orbit, satu matahari yang nun jauh di sana.
Oh ya, karena dia anak SEC (STAN English Club) kedepannya aku akan minta tolong untuk privat TBI wkwk.

Yashh setidaknya buat apa punya pacar kalo udah ada yang care sama kita, setiap hari pula, dan dengan tulus pula. Karena Full Cream adalah rumah kedua dan penawar luka ketika kecewa.

Wassalamu'alaikum.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Untuk Calon Ibu Mertua

Catatan Introvert #1

Sampai Jumpa, Yogyakarta.