Kata Ummi ...

Kata Ummi,

Menikah itu tidak sesederhana aku dan kamu bersatu.
Bukan hanya soal nanti ada yang ngebonceng.
Bukan hanya soal menghilangkan kesepian.
Bukan hanya soal membagi beban, karena kamupun sangat mungkin juga ingin membagi beban yang lain.

Menikah tidak sesederhana membuat foto nikahan paling hitz.
Atau merasa senang banget karena akhirnya punya imam pribadi

Bukan cuma itu

Menikah juga tentang bagaimana ibumu bisa memilihku sebagai asisten pribadinya,

Bagaimana ayahmu bisa dengan senang memperkenalkan aku di hadapan rekan-rekannya,

Bagaimana aku bisa menjadi sahabat untuk saudara-saudaramu,

Dan bagaimana aku bisa tetap memberi dalam keadaan selelah apapun

Menikah tidak sederhana bukan?

Setidaknya aku harus tau bagaimana menjawab pertanyaan anak kecil yang bertanya tentang wujud Allah

Setidaknya aku harus tau bagaimana membujuk anak laki-laki untuk tekun belajar sebelum ujian

Setidaknya aku harus bisa mengenalkan, mana air yang suci, mana yang bisa mensucikan, yang mana yang boleh dipakai wudhu, mana yang tidak

Setidaknya aku harus tau bagaimana cara agar tetap tersenyum di saat terpahit

Setidaknya... aku harus mampu melakukan sesuatu yang tidak kusukai atau sesuatu yang tidak ingin kulakukan

Kalau nanti mertuaku menyuruhku membuat teh panas, sementara aku sendiri baru akan beristirahat setelah seharian tidak tidur karena pekerjaan, masa aku menolak?

Lucu kan kalau rumah tanggaku berantakan hanya karena segelas teh saja :")

Jadi harus latihan!

Memenuhi panggilan adzan meskipun ngantuk dan mager banget!

Jangan ngegosipin dosen meskipun beliau sangat tidak bersahabat!

Bersikap sopan ke cleaning service, setidaknya bilang permisi kalau mau lewat pas beliaunya lagi ngepel (:

Bangun pagi, atur waktu, tahan sedikit keinginan nonton atau jalan-jalan kalau tugas kampus belum beres!

Luangkan (bukan sisakan) waktu untuk Al-Quran dan belajar agama di tengah kesibukan!

Kepo dan peduli tentang isu dan perkembangan ummat!

Senyuuum nggak peduli orang itu menyebalkan atau tidak

Betapa, menjadi mahasiswa yang oke adalah latihan yang cocok untuk menyiapkan pernikahan

Menikah memang tidak sederhana, karena menikah juga soal membentuk generasi
Tapi menikah bisa jadi sederhana, bagi mereka yang siap imannya🍎

Dalam usia ini bicara menikah bukan hal tabu, bahkan perlu diperbincangkan dalam porsi tertentu

Berkali hadir sebagai tamu di pernikahan teman satu sekolah, wajar kalau mupeng
Maka yang masih sendiri jangan hanya menunggu, karena menikah bukan hal sederhana yang persiapannya cukup dengan menunggu

Mereka yang sudah menikah akan berjuang mendidik generasi!
Kita yang belum juga berjuang mempersiapkan diri sebagai calon pendidik generasi!

Menikah memang  tidak harus menunggu siap, karena persiapannya memang tidak akan pernah selesai ~

Kalau sudah datang, siap tidak siap, maka jalani!

Karena fokus utama bukan sudah siap atau belum, tapi sudah mempersiapkan atau belum?

Nah, sudah ada persiapan apa nih untuk menikah?

 #noteformyself

*Penulis:*
*Darush Shalihat IX*



Sedikit berbagi tulisan yang kudapat dari LINE.

Jadi, sejauh mana persiapan kalian gengs?
Sejauh ini aku belum pernah datang sebagai tamu undangan pernikahan teman sih, ya ini karena Fajar lagi ngga bisa datang aja, bukan karena ngga ada yang mau ngasih undangan atau sok sibuk. Dan belum ada teman dekat yang menikah juga, jika sudah pasti ada rasa haru yang menyeruak di dada. Mengingat kita pernah berjuang bersama, tertawa bersama, sekarang sudah membentuk keluarga dan generasi baru nantinya.

Tapi memang, tingkat kesiapan tidak ada pakemnya. Tidak ada pendidikan minimal, tidak ada syarat penghasilan, tidak ada syarat harus punya kemampuan khusus, tidak ada larangan tentang kesukuan atau kenegaraan. Yang penting saling melengkapi aja dan berbenah bersama jika memang sudah yakin untuk menjalani hidup bersama, insyaAllah sampai ke surga. Bukan saling menuntut untuk berbuat benar dan selalu mengungkit kesalahan.

Berbicara tentang menikah memang bukan hal yang tabu, tapi perlu diingat bahwa hidup tak melulu tentang menikah. Menikah itu baru gerbang, hidup yang sesungguhnya baru dimulai setelah akad terucap.
Lika likunya.
Manis pahitnya.
Jatuh bangunnya.

Dan dewasa itu tak melulu masalah usia. Tapi bagaimana kamu tahu alasan, perasaan, dan tanggung jawab atas tindakan kita sendiri. Dan tentunya sangat perlu belajar menghargai.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Untuk Calon Ibu Mertua

Catatan Introvert #1

Obrolan Setengah Serius