Terpisah Pas Lagi Sayang-Sayangnya?

Assalamu'alaikum sobat

Apa kabar nih amalannya sampai di penghujung bulan Ramadhan ini? Udah pada di kampung halaman kan? Atau ada yang nggak mudik? Salam aja ya buat keluarganya hehe...

Weh kenapa senyum-senyum gitu? Baca judul postingan udah ilfeel ya? Hehe sengaja koq biar ngga dibaca (loh gimana sih nulis ngga mau dibaca). Jadi gaes kali ini aku akan menguras perasaan sedikit berbagi cerita tentang moment "terpisah pas lagi sayang-sayangnya" yang alhamdulillah datangnya beruntun. Tapi sebelumnya aku minta maaf ya kalo tulisannya kurang nyaman dibaca, cause nulisnya sekarang pake smartphone karena Alfa (laptop aku) sering sakit-sakitan lagi. So, langsung saja ini ada tujuh moment ditinggal pas lagi sayang-sayangnya versi Fajar :)


1. Latsar
Ini nih latsar gelombang pertama, yang bener-bener jadi spoiler untuk latsar gelombang berikutnya. Sebenarnya sedikit ragu juga sih, ini pas lagi sayang-sayangnya atau bosan-bosannya? Hehe... Jadi, kami selama sebulan penuh, pagi siang sore malam selalu menghabiskan waktu bersama di tempat yang akses keluar masuknya dibatasi. Tentu saja itu membuat kami jadi hapal satu sama lain, persaudaraan cukup terasa di sini. Yang bikin agak sedih adalah perpisahan latsar biasanya berbarengan dengan rentetan ujian latsar pula, dan kebetulan di BDPim Magelang gelombang 1 tidak mengadakan semacam malam inagurasi (?).

2. Penempatan definitif PKN STAN
 Moment kedua adalah moment yang mungkin sulit kulupakan, meskipun aku pelupa. Ya, penempatan definitif pertama. Mungkin bukan hanya aku sih yang merasa shock, tapi mayoritas OJTers DJP angkatan 2018 tercinta beserta segenap keluarga KPP tempat mereka menjalankan OJT. Masih dibahas aja, belum ikhlas? Belum move on? Nanti juga ketemu lagi. Arrghh berisik, you dont know what i feel *melankolis mode on. Yak mungkin karena saya baperan masalah hubungan persaudaraan membuat penempatan definitif pertama ini benar-benar mengenalkanku pada definisi "dipisah pas lagi sayang-sayangnya". Saat itu isu memang sudah santer tetapi hati kecil tetap berharap kami akan tetap bersama hingga Ramadhan nanti.
Qadarullah, tiga minggu kebersamaan kami mungkin belum bisa disambung lagi. Kami yang masih adaptasi ini dipisah menjadi 3 bagian,  8 orang pergi duluan (2 diantaranya juga tidak membersamai hingga akhir), 3 orang menyusul karena latsar, dan 4 orang tetap tinggal hingga waktu yang masih dirahasiakan saat itu. Sedih? Jangan tanya, aku menangis malam itu. Cengeng sih. Saat itu cuaca di Tambora kurang bersahabat, dan berpengaruh pada kesehatan serta moodku (udah dikode kali ya). Aku yang saat itu sedang down fisiknya dan sudah ingin beristirahat, justru tak sanggup tidur hingga dini hari. Astaghfirullah.

3. Kakak PKL D3 PKN STAN
Jadi tanpa kuduga sebelumnya, ditempat aku definitif ini ternyata juga sedang digunakan sebagai tempat PKL kakak-kakak D3 PKN STAN. Mereka adalah mas D3 Akuntansi dan mbak D3 Pajak. Singkatnya gitu. Detailnya? Ada Kak Ilham, ini beneran baru kenal di kantor, baik lucu kadang ngeselin apalagi manggilnya "kang Fajar".  Terus Kak Erik, baru sadar ternyata satu organisasi, itupun yang bagi tau Kak Maldin, orangnya dewasa low profile kakakable menghibur dan alhamdulillah sampai sekarang masih komunikasi. Kalo Kak Maldin ngga usah dijelasin kali ya, siapa soh yang ngga tahu Ketua Himas 2017 ini, the only kating yang manggil aku "kak Fajar". Kemudian ada Kak Fay, ini udah kenal di kampus karena pernah main angklung dan kebetulan pengurus KMP ngga sih kak? Hehe baik pinter dan unik orangnya. And last ada Kak Novi, terlihat tidak asing di kampus cuma beneran baru  kenal di kantor, lembut baik periang gitu.
Dan sayangnya kebersamaan kami hanya berjalan dua minggu karena masa PKL mereka telah purna pula. Yang membuat berat adalah, meskipun mereka bukan the real personel KPP, justru mereka yang membuat betah di awal dan berasa punya banyak teman. Hehee. Semangat KTTA-nya kak, semoga aku bisa hadir di wisuda kalian. Aamiin.

4. Penempatan definitif umum
Tak berselang lama, sebulan aku berada di kantor baru, atau dua minggu setelah ditinggal kakak PKL D3, keluarlah pengumuman penempatan definitif D3 umum. Subhanallah, sedih kali kurasa waktu itu. Karena tinggal kakak inilah sumber semangatku saat itu yang masih sulit beradaptasi. Bisa dibilang dalam rentan waktu sebulan, perasaanku benar-benar diuji. Masih cengeng ngga nih si Fajar? Barangkali gitu. Kak Kiki yang seumuran denganku. Kak Firo yang punya suara. Kak Endah yang paling sering sok sinis, iya sok doang karena aslinya Kak Endah baik dan asik, cuma kaya ngejailin adeknya gitu. Dan Kak Dinda yang--- MasyaAllah kalem dan kakakable pula. Kebetulan mereka semua perempuan dan orang Jawa, jadilah aku merasa punya mbak baru di tanah Sunda. Sukses ya kak dimanapun kalian berada, lebih bahagia juga kelihatannya, heheh...

5. Rolling pramubakti
Kalo disebut ditinggal mungkin kurang pas juga karena ini hanya rolling seksi di kantor, seperti mutasi internal. Tapi, saat aku ditinggal kakak-kakak bersembilan itu, Kak Ira lah yang jadi partner pertama yang aku percaya di kantor. Tak ada angin, tak ada hujan (pokoknya mncrgknskl sih) terjadilah rolling pramubakti yang kebetulan Nota Dinasnya turun saat aku on campus 2 di Jogja. Sedih? Udah kenyang sepertinya. Hehehe... Kak Ira ini seperti penetral sifatku di seksi kami. Dia pribadi yang taat, sopan, dan kalem. Jadi sifatmu kebalikannya dong jar? Yaa gitulah...

6. Berubahnya seseorang demi kebaikan
Ini ngga perlu dijelaskan sepertinya. Hehehe... Kurang cocok juga kalo ditinggal, kesannya dia yang salah, padahal diri ini juga ngga kalah salahnya. Intinya jaga hati aja mungkin untuk kalian wahai kaum Hawa agar tidak terlalu menaruh perasaan pada kaum Adam padahal bukan siapa-siapanya. Kenapa? Perasaan tulus kalian terlalu berharga kalo cuma buat mainan. Widihhh sarkas ya sekarang wkwkw...
Skip ~~ daripada melankolis gajelas.

7. Bulan Ramadhan
Ya, setelah tadi ngurusin dunia mulu kan bikin capek yak, sekarang mikir akhirat jua. Penyesalan itu emang datangnya di akhir. Setelah udah nyusun niat bener buat ngencengin sabuk saat pulang kampung (kebetulan Ramadhan masih sekitar 6 hari dan belum bisa adaptasi di tempat baru), sayangnya tepat saat itu juga sang tamu datang. Rasanya? Hmmm jangan tanya. Hanya bisa berharap agar dipertemukan Ramadhan lagi, agar ini belum menjadi Ramadhan terakhirku... Allahu Rabbi :((

Nah, cukup segini dulu ya ceritanya. Koq nggantung closingnya? Kaya hubunganmu sama doi aja, heleh remeh. Iya sengaja karena itu udah panjang banget sepertinya, meskipun udah dipotong-potong. Dan niatnya mau bikin Sequel dari postingan ini kalo ada yang minat.  (Hiyahh write payable nambah lagi hmm) 

Wassalamu'alaikum...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Untuk Calon Ibu Mertua

Catatan Introvert #1

Sampai Jumpa, Yogyakarta.