Muhasabah dari Pujangga Tumblr

Aku sekarang punya definisi baru jar soal nikah.

Ungkapnya tiba-tiba setelah pembahasan panjang kami mengenai tingkatan ketertarikan / rasa suka. Terkejut, tapi tentu aku sangat tertarik tentang penelitian apa yang telah ia buat. Definisi baru? Seolah kamu menghabiskan waktumu buat penelitian, sarkasku. Tentu dengan senang hati dia akan bercerita panjang, karena aku pun suka mendengar ceritanya. 

Nikah itu ibadah, cinta itu anugerah dan nikmat yang sesekali bakal kita rasakan di sela sela ibadah yang susah dan capek itu. 
-Aku masih berusaha mencerna rangkaian kata yang ia susun.

Sama kayak sholat yang juga ibadah, ketenangan hati itu bagaikan cinta yang juga anugerah
-Masih saya amati

Jadi...aku agak gak suka ttg sebagian orang yang pro nikah muda karena ibadah dan melengkapi setengah agama, dan hal baik lainnya..cuma ngasih tahu kita pengalaman indahnya ttg cinta yang dirasakan
-Hmm mulai ada yang terpelatuq

Padahal kalau dipikir pikir ya, cinta itu kayak ayah ibuk kita jar
-Jleb... Hening. Aku masih menyimak 

Sesimpel itu
-Mata ini terasa menghangat

Seberapa besar perjuangan mereka, lelah mereka, capek mereka...dan itu semua karena cinta
-Mungkin hampir berkaca-kaca

Cinta ke sesama mereka, ke kita, ke kakek nenek kita, saudara kita, tetangga kita, kerabat kita, dan banyak hal yang disebutin pasti capek..wkwk
-Aku berusaha menarik senyum di sela tawanya yang ringan

Sekian :)



Nice, fin. Kamu menambah rasa ingin pulangku saat itu juga. Aku masih bisa menahan butiran kristal itu agar tak jatuh, tapi aku tak kuasa menahan rasa hangat yang mulai menjalar dalam diri. Terjadilah perang emosi antara kami. Ah, aku memang perlu banyak belajar darinya. Dari ia yang telah merasakan asam pahitnya Kota Jakarta sejak lama, bahkan kini ia masih bisa tersenyum menikmati senja dari sebrang pulau sana. Sadarkah kamu? Ada satu ucapanmu yang sangat membekas, yang kadang membuatku merasa rindu dengan ibukota. "Jakarta itu ngga keras jar, hati kita aja yang terlalu lembut," sejak saat itu aku mulai menikmati hari-hariku di ibukota yang ternyata tak berlangsung lama. Kalau tidak salah, itu karena takdir membawaku magang di ibukota. Hey, bukankah kantor kita dulu hanya dipisahkan oleh Kota Tua? 

Sebenarnya aku pengen ngomong lagi jar, ttg apa yang harus kita lakuin
-Hmm belum selesai rupanya

Buat muhasabah diri
-Baiklah aku mau menyimaknya lagi

Jadi.
Selama ini aku selalu terpikirkan, seberapa dekat sih perjuangan ku, perubahan sikapku, lelah yang aku rasakan, ikhlas yang aku korbankan, hingga bisa menyamai kedua orangtuaku...
-Aku memposisikan jika aku adalah dia, mengingat apa yang telah aku berikan dan aku jalani selama ini. 

Dari situ aku berfikir ketika aku dah bisa seperti mereka, bisa memaknai apa arti dari kesiapan.. aku akan segera menikah jar
-Ah, kalimat setelah jeda itu sedikit  membuatku salah fokus, setauku dia bukan orang yang ngambis nikah *ups

Tapi saat ini, tentu saja, aku masih dalam tahap sadar diri aja :), masih selalu berusaha buat bisa seperti ayah
-Sudah kuduga. 

Yang lelahnya benar benar lillah,
Yang diamnya begitu penuh akan catatan ibadah
-Ayah :(( kangen, sehat di sana ya, doain ifah selalu :)) 

Duh...
Sama sama semangat ya jar,
Ortu kita panutan da best lah jar
-Yahh kristal bening itu lolos. Iya aku cengeng lagi, bukan orang yang sekuat itu. 

Banjarbaru, 7 Agustus 2018

Sedikit mengenalkan diri, namanya Dhafin Fuad Mahathir. Aku memang telah mendengar namanya sejak kuliah, tapi baru benar-benar mengenal sosoknya saat kuliah usai. Mungkin karena persamaan senasib dan sepenanggungan, mencoba meninggalkan kesan positif sebelum benar-benar pergi dari kampus (maklum anak desatu) dengan menjadi raka-rakanita. Aku suka menyebutnya pujangga Tumblr karena belakangan ini kuketahui karya-karya melankolisnya banyak dituangkan pada media yang sulit diakses itu. Selain menulis, sedikit kutebak bahwa dia menyukai fotografi.... Dan typografi - seni menulis huruf indah yang mengingatkanku pada seseorang - 
Ngga percaya? Coba deh cek @dhafinfuad 

Berita baik dari dia, dua hari pasca moment melankolis itu
Pertama aku mau ngasih tahu, sekarang aku dah mindahin seluruh postku ke wordpress :))

Nah jadi buat kalian yang pengen tahu karya temanku satu ini bisa cek di WordPress nya. Fragmennurani.wordpress.com
Untuk cerita ini bisa dibaca di Cinta dan Nikah Sesederhana Itu. Mungkin kedepannya aku akan mengutip tulisannya yang sederhana namun bermakna hasil dari renungan panjangnya.

Dan dengan berat hati kuberitahukan bahwa, aku belum sanggup memenuhi Blog Writing Challenge karena satu dan lain hal setelah bertukar sudut pandang dengan beberapa orang. Tapi, aku akan berusaha untuk tetap semangat menulis. Hatur nuhun. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Untuk Calon Ibu Mertua

Catatan Introvert #1

Sampai Jumpa, Yogyakarta.